Event
Pellentesque non convallis sem, a sagittis nisl. Curabitur laoreet malesuada justo eget interdum. Nunc suscipit elit eu dui sagittis, a vehicula ligula vehicula.
#Sukarno_G30S – Pidato 3 Oktober 1965
#GMI-Poetry – Educational Narasi dari Buku Putih Gerakan 30 September Pemberontakan Partai Komunis Indonesia – Latar Belakang, Aksi, dan Penumpasannya. Amanat P.Y.M/Presiden/Panglima Tertinggi ABRI, Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno Yang Diucapkan Melalui RRI Pada Tanggal 3 Oktober 1965, Jam 01.30 Lampiran 13, hal 22 – 23 Sekretariat Negara Republik Indonesia, Jakarta 1994
#Anwar_Sanusi/PKI – ‘Ibu Pertiwi Hamil Tua’
#GMI-Poetry – Educational Narasi diambil dari buku ‘Gestapu 1965’ oleh Salim Haji Said Penerbit MIZAN Halaman 76 Profil Anggota A. Anwar Sanusi – PKI (Partai Komunis Indonesia) – Konstituante.Net A. Anwar Sanusi No. Anggota : #36 Fraksi : PKI (Partai Komunis Indonesia) Tanggal Lahir : 22 March 1926 Tempat Lahir : Kab. Bandung, Jawa Barat Agama : Tidak ada data yang tersedia Tipe Anggota : Biasa Alamat : G. Tilpan 8 Bandung Kota Bandung, Jawa Barat Pendidikan Tahun MulaiTahun Akhir …
#Vence_Sumual – ‘Piagam Cinta Kasih’
#GMI-Poetry – Educational Narasi, diambil dari buku ‘Memoar’, Vence H.N. Sumual Penerbit: Bina Insani, Jakarta, Indonesia. Editor: Eddy A.F. Lapian; Frieke F.H. Ruata; B.E. Matindas Hal: 232 – 233 ‘Memoar & Sejarah’ ”Saya kenal Vence dengan baik. Perwira yang sangat energik. Saya senang, meski Panglima yang masih muda, tapi dia perwira yang briliant.” – Presiden Sukarno, Pidato di Manado 1957. (sampul belakang) ”Sumual seorang komandan pemberontak yang paling tegas dan paling jujur dan juga secara militer paling cakap.” – Prof. …
#Amir_Hamzah – He Wrote His Own Death Poetry
#GMI-Poetry – Educational Tengku Amir Hamzah (February 1911 – 20 March 1946) was an Indonesian poet and National Hero of Indonesia. Born into a Malay aristocratic family in the Sultanate of Langkat in North Sumatra, he received his education in both Sumatra and Java. While attending senior high school in Surakarta around 1930, Amir became involved in the nationalist movement and fell in love with a Javanese schoolmate named Ilik Sundari. Even after Amir continued his studies in legal school …