Oleh Nuim Khaiyath
Di Indonesia banyak orang kebal dan bebal.
Yang pasti Presiden pertama Republik Indonesia itu tidak bebal, Namun mungkinkah Alm. sempat yakin bahwa Beliau kebal? Artinya tidak mungkin akan ada yang mampu menewaskannya sampai Izrail (Malaikal maut) datang “memanggil”?.
Bahkan ketika “diserang” dari udara pun oleh seorang penerbang Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) bernama sandi “Tiger” (Harimau) dengan pesawat tempur buatan Uni Sovyet MIG 15, yang terkena terjangan peluru hanya meja Beliau. Itupun kebetulan Beliau sedang tidak duduk di belakang meja kerjanya.Itu terjadi pada tanggal 9 Maret 1960, dan pelakunya Daniel Aleksander Maukar.
Ternyata sejarah mencatat ada beberapa percobaan untuk menghabisi nyawa Bung Karno. Namun semuanya gagal.
Hanya sekitar setahun setelah Beliau memproklamirkan kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, sempat dilancarkan percobaan untuk menyingkirkan Beliau pada tanggal 3 Juli 1946. Percobaan ini berhasil digagalkan. Peristiwa ini sering disebut sebagai percobaan perebutan kekuasaan. Kemungkinan dengan cara penculikan. Beliau selamat.
Barangkali yang tidak kalah dahsyatnya adalah Peristiwa Tjikini (sekarang Cikini). Enam granat dilemparkan ke arah mobil resmi kepresidenan pada tanggal 30 Nopember 1957 itu, yakni Chrysler Crown Imperial (buatan Amerika).
Lima granat meledak, 10 siswa-siswi Perguruan Tjikini tempat kedua anak Bung Karno, Guntur dan Megawati menuntut ilmu, tewas dan puluhan lainnya terluka. Bung Karno selamat.
Pelaku serangan dikatakan adalah Gerakan Anti Komunis – GAK.
Kemudian, kali ini di Makassar, pada tanggal 7 Januari 1962, granat juga sempat dilemparkan untuk menghabisi Bung Karno ketika dalam perjalanan dengan iringan konvoi menuju Gedung Olahraga Mattoangin untuk menyampaikan pidato.
Beliau luput.
Bahkan ketika Beliau akan melakukan ibadah pun ada yang mencoba untuk menewaskannya.
Pada tanggal 14 Mei 1962, bertepatan dengan Idul Adha,Bung Karno ikut dalam shalat Idul Adha di lapangan rumput antara Istana Negara dengan Istana Merdeka, Jakarta.
Peristiwa ini dilakukan oleh anggota Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII).
Peristiwa-peristiwa sejarah percobaan untuk menghabisi/asasinasi Bung Karno ini mungkin ada kaitannya mengapa ketika mendengar suatu usulan dari orang kedua paling berkuasa di Indonesia waktu itu, Dr. Subandrio. Presiden Soekarno malahan menanggapinya di luar dugaan Dr. Subandrio.
Syahdan, di tengah-tengah babak belurnya perekonomian Indonesia waktu itu, Dr. Subandrio menyampaikan usul kepada Bung Karno tentang suatu cara yang diyakininya dapat “menyembuhkan” perekonomian Indonesia dengan pasti.
“Begini,” kata Dr. Subandrio kepada Bung Karno, “Sejarah mencatat ketika Jerman dan Jepang kalah telak dalam peperangan melawan Amerika, mereka akhirnya berhasil, antara lain lewat Rencana Marshall, dibangun kembali hingga benar-benar makmur sekarang ini. Nah kalau kita kumandangkan peperangan melawan Amerika, dan kita kalah, maka kita pun niscaya akan bangkit kembali dan menjadi makmur seperti Jerman dan Jepang.”
Bung Karno hening sejenk, dan kemudian menjawab:”Bagaimana Ban (begitu Bung Karno biasa menggunakan kependekan nama orang keduanya itu) kalau kita MENANG?”
Dr. Subandrio terdiam, membisu seribu basa. Allahu a’lam.#