#Aiko_Kurosawa – Peristiwa G30S, 1965 – Persepsi & Sikap Jepang

#GMI-Poetry – Educational

WIKIPEDIA

Ratna Sari Dewi Soekarno (ラトナ サリ デヴィ スカルノ, Ratona Sari Devi Sukaruno, lahir Naoko Nemoto (根本 七保子, Nemoto Naoko); 6 Februari 1940), dikenal luas di Jepang sebagai Dewi Fujin (デヴィ夫人, Devi Fujin, secara harfiah berarti Nyonya Dewi) adalah seorang pengusaha, sosialita, dan tokoh televisi kelahiran Jepang.[1] Ia adalah salah satu istri Presiden Indonesia pertama, Soekarno.

Biografi

Ketika berumur 19 tahun, Naoko Nemoto bertemu dengan Soekarno yang telah berumur 57 tahun sewaktu sedang dalam kunjungan kenegaraan di Jepang. Tak lama kemudian, Sukarno mengundang Naoko ke Indonesia, hingga keduanya memutuskan menikah. Sebelum menjadi istri Sukarno, ia adalah seorang pelajar dan entertainer. Ada gosip bahwa dirinya telah bekerja sebagai geisha, namun ia telah berulang kali menyangkal hal ini. Setelah menikah, Sukarno memberinya nama Indonesia, Ratna Sari Dewi. Mereka dikaruniai seorang putri bernama Kartika.[2]

Setelah meninggalnya Sukarno, Ratna Sari Dewi kemudian pindah ke berbagai negara di Eropa termasuk Swiss, Prancis, dan Amerika Serikat. Pada tahun 2008 ia menetap di Shibuya, Tokyo, Jepang, di mana dia tinggal di sebuah tempat yang luas dengan empat lantai dan penuh dengan memorabilia.[3]

Ratna Sari Dewi dikenal dengan kepribadiannya yang terus terang. Dalam dunia entertainment di Jepang, Ia sering disebut sebagai Dewi Fujin (デヴィ 夫人 Dewi Fujin, secara harfiah “Nyonya Dewi” atau “Madame Dewi”). Nama lengkapnya adalah Ratna Sari Dewi Sukarno, tapi dia lebih sering disebut sebagai “Madame Dewi”. Dia membuat penampilan di media massa setelah Januari 2008 pasca kematian penerus suaminya, yaitu Soeharto, menyalahkannya yang melembagakan sebuah rezim represif dan menyerupai despot Kamboja, Pol Pot.[4]

Pada tahun 2008 Ratna Sari Dewi menjalankan sendiri bisnis perhiasan dan kosmetik serta aktif dalam penggalangan dana. Terkadang dia tampil di acara TV Jepang dan menjadi juri untuk kontes kecantikan, seperti Miss International 2005 di Tokyo.

Ratna Sari Dewi mencalonkan diri sebagai anggota legislatif di Jepang,dia mengumumkan pendirian partai 12 Heiwa To pada Rabu 12 Februari 2025. Partai yang berfokus pada perlindungan hewan dengan misi pelarangan konsumsi daging Kucing dan Anjing di Jepang. Dengan mendirikan partai dan mencalonkan diri sebagai anggota legislatif maka Ratna Sari Dewi melepas paspor Indonesia dan status sebagai Warga Negara Indonesia karena ingin mendapatkan kembali kewarganegaraan Jepang

……………………………………………………………………………………………………………………………..

Gerakan 30 September (G30S) adalah sebuah peristiwa berlatar belakang kudeta yang terjadi selama satu malam pada tanggal 30 September hingga 1 Oktober 1965 yang mengakibatkan gugurnya enam jenderal serta satu orang perwira pertama militer Indonesia dan jenazahnya dimasukkan ke dalam suatu lubang sumur lama di area Lubang Buaya, Jakarta Timur.[2] Penyebutan peristiwa ini memiliki ragam jenis, Presiden Soekarno menyebut peristiwa ini dengan istilah GESTOK (Gerakan Satu Oktober), sementara Presiden Soeharto menyebutnya dengan istilah GESTAPU (Gerakan September Tiga Puluh), dan pada Orde Baru, Presiden Soeharto mengubah sebutannya menjadi G30S/PKI (Gerakan 30 September PKI) oleh karena tudingan bahwa Partai Komunis Indonesia (PKI) bertanggung jawab atas peristiwa ini. Korban kekejaman tragedi ini berada di Yogyakarta dan Jakarta. Salah satu korban kekejaman tragedi ini di Yogyakarta adalah Katamso Darmokusumo dan Sugiyono Mangunwiyoto.

WIKIPEDIA

Admin Post

Bagikan:

Related Post