#PRRI – Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia 1958 – 1961

#GMI-Poetry – Educational Source: AI Overview: Peristiwa PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia) adalah gerakan pemberontakan yang terjadi di Indonesia pada tahun 1958, terutama di Sumatera dan Sulawesi. Gerakan ini muncul akibat ketidakpuasan daerah terhadap kebijakan pemerintah pusat yang dianggap tidak adil dalam pembangunan dan alokasi dana, terutama terkait otonomi daerah dan perimbangan keuangan. PRRI juga dikenal sebagai gerakan yang dipicu oleh ketidakpuasan militer daerah terhadap dominasi Jawa dalam pemerintahan dan pembangunan. Latar Belakang: Ketidakpuasan Daerah: Terdapat ketidakpuasan yang meluas di daerah-daerah, terutama di Sumatera dan Sulawesi, terhadap kebijakan pemerintah pusat yang dianggap lebih memprioritaskan pembangunan di Jawa. Otonomi Daerah: Tuntutan otonomi daerah yang lebih luas dan pembagian keuangan yang lebih adil menjadi isu penting yang memicu gerakan PRRI. Ketidakstabilan Politik: Kondisi politik Indonesia yang belum stabil pada masa itu, termasuk perdebatan dalam Konstituante dan pertentangan mengenai konsep presiden, juga menjadi faktor pendukung gerakan ini. Dominasi Jawa: Anggapan bahwa pemerintah pusat didominasi oleh orang Jawa dan kebijakan yang tidak adil terhadap daerah lain memicu gerakan ini. Tokoh-tokoh Penting: Letnan Kolonel Ahmad Husein (Sumatera Barat) Kolonel Maluddin Simbolon (Sumatera Utara) Mr. Sjafruddin Prawiranegara Mr. Assaat Dt. Mudo Prof. Dr. Soemitro Djojohadikoesoemo Kolonel Barlian (Sumatera Selatan) Peristiwa Penting: Pembentukan Dewan Banteng: Dewan Banteng dibentuk di Sumatera Barat pada tanggal 20 Desember 1956 oleh Letkol Ahmad Husein sebagai wadah untuk menyuarakan aspirasi daerah. Pengumuman PRRI: Pada tanggal 15 Februari 1958, PRRI diproklamasikan di Padang oleh Dewan Perjuangan yang dipimpin oleh Letkol Ahmad Husein, sebagai bentuk perlawanan terhadap pemerintah pusat. Operasi Militer: Pemerintah pusat melancarkan operasi militer untuk menumpas pemberontakan PRRI, seperti Operasi Tegas, Operasi 17 Agustus, dan Operasi Sapta Marga. Berakhirnya Pemberontakan: Pemberontakan PRRI/Permesta akhirnya berakhir pada tahun 1961 setelah pasukan PRRI mengalami kekalahan dan menyerah. Dampak: Korban Jiwa: Peristiwa PRRI/Permesta mengakibatkan jatuhnya korban jiwa yang tidak sedikit. Perpindahan Penduduk: Banyak masyarakat Minangkabau yang meninggalkan kampung halamannya dan menyebar ke berbagai daerah, termasuk mendirikan rumah makan Padang di berbagai kota. Pergeseran Kekuatan Politik: Pemberontakan ini juga memberikan dampak pada pergeseran kekuatan politik dan militer di Indonesia. Peristiwa PRRI/Permesta merupakan salah satu episode penting dalam sejarah Indonesia yang mencerminkan kompleksitas hubungan antara pusat dan daerah, serta tantangan dalam membangun persatuan dan kesatuan bangsa.

Admin Post

Bagikan:

Related Post